Ketika semuanya ku putar ulang
Waktu seakan tak berteman
Kau mengisi sekat-sekat
Berbelok-belok
Tak kutemukan jalan keluarnya
Seperti alinea rumpang berjeda panjang
yang sering aku toreh untuk melukismu
Kau bersikap
Seolah biar waktu yang memahamimu
Biar waktu yang meninggalkanmu
Biar waktu yang melupakanku
Biar waktu yang menyembuhkanku
Kau lupa
Luka pun sembuh namun tetap ada bekasnya
Lalu, bagaimana?
Aku mengejamu dalam derap waktu yang merenta
Berkeping-keping, pecah dan terbias
nyakar dinding sit, sangking puistisnya.
BalasHapus