Padahal, di
setiap kalimat yang ku rangkai, ada titik temu antara partikel waktu kini dan
nanti. Di setiap bagiannya, ku ubah dari rindu menjadi sesuatu yang lebih
sejuk. Seperti harapan yang lama berlalu. Tatkala kau ungkap semua aksaraku,
kau kan mengenal apa yang ada di balik kerasnya batu, panasnya kemarau, desau
angin kala bersalju atau indahnya hujan saat membentur daratan berdebu.
Bait-bait itu, teruntai membentuk sebuah layar dengan tirai keemasan, kenangan
namanya. Suatu saat nanti, kau akan membuka tirai itu. Ketika tlah kau pahami
sajak-sajakku yang dulu pernah membumi, saat kita masih mengarungi lautan waktu
untuk berlabuh menuju dermaga nan sunyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar